Apakah Debat Akhir Pilkada DKI Berpihak ke Salah Satu Pasangan Calon ?


Foto oleh redaksi Metro Tv News

Format Baru yang Sangat Berbeda dari Debat Pertama dan Kedua, Mungkin Permintaan Tim Anies Sandi?


Format debat yang tidak memunculkan efek kejut dan tidak terlalu kuat di dalam meyakinkan visi dan misi masing-masing pasangan calon membuat debat kali ini kurang greget. Debat yang dilakukan KPUD ini tidak lebih seru dan tidak lebih menyenangkan dibandingkan dengan debat MetroTV.

Kegagalan bukan masalah host Mata Najwa, Rosiana Silalahi, maupun Ira Koesno. Namun kegagalan ini dikarenakan format yang terlalu dipaksakan. KPUD mungkin terlalu mendengarkan apa yang diminta oleh pasangan calon Anies Sandi yang sempat tidak hadir pada acara debat di KompasTV perihal masalah format debat.

Format debat yang tidak lazim, justru membuat acara debat KPUD terkesan dipaksakan dan tidak ada nilai yang bisa dibanggakan. Hal ini membuat banyak penonton kecewa. Seolah KPUD netral, justru sekarang sedang menunjukkan keberpihakan kepada paslon tertentu dengan format yang tidak lazim dilakukan.

Penjelasan yang Berputar-Putar dan Repetisi Dilakukan oleh Pasangan Calon Gubernur DKI, Anies Sandi


Siapa lagi kalau bukan Anies Sandi yang menjadi pasangan calon yang selalu berputar-putar di dalam jawabannya. Setiap pertanyaan yang dirumuskan oleh panelis dan yang dilontarkan oleh moderator, dijawab “itu-itu saja” oleh Anies Sandi. Tidak jauh dari keberpihakan dan OK OCE.

Jawaban-jawaban yang dilontarkan Anies dan Sandi sangat menjijikkan dan membosankan. Bahkan sempat kita melihat Pak Ahok mengunyah permen, mungkin permen jahe untuk menghilangkan rasa muak dan mualnya mendengar pernyataan dan jawaban yang dilontarkan oleh kubu Anies Sandi.

Pertanyaan Anies dan Ahok yang Jauh Keluar dari Akal Sehat


Narasi yang dibangun oleh Anies juga menjadikan sentimen agama muncul lebih kuat. Pertanyaan Anies mengenai persatuan, menunjukkan “kebodohan” Anies di dalam ketidak-nyambungan-nya di dalam melakukan debat pamungkas. Isu mengenai persatuan yang diangkat oleh Anies justru sedang menghancurkan citranya sendiri sebagai orang yang memperjuangkan persatuan.

Terbukti dari pertanyaan yang tendensius dan memecah belah. Mengasumsikan bahwa Pak Ahok merupakan satu figur yang mengancam persatuan Jakarta, justru merupakan asumsi Anies yang sangat jahat.


debat akhir pilkada
Debat Akhir yang seru
Di sisi Anies mempertanyakan pertanyaan yang tendensius dan memancing isu SARA, Ahok dengan jelas mempertanyakan program kerja. Program DP suka-suka Anies akhirnya tidak dapat dijawab oleh Anies sendiri. Seolah-olah tidak mengerti pertanyaan Ahok, Aniespun melakukan gaya berputar-putar di “keberpihakan”-nya. Salah satu kontribusi kegagalan debat ini ada di mulut manies Anies.

Tentang Originalitas Pertanyaan Perwakilan Nelayan dan Perwakilan Rumah Susun, Settingan?


Melihat pertanyaan dari perwakilan nelayan, mungkin agak sedikit tendensius menyerang kepada Pak Ahok. Pertanyaan tentang reklamasi, seolah-olah pasti membuat nelayan terancam. Dualisme antara reklamasi dan kehidupan yang layak bagi nelayan menjadi pertanyaan yang sebetulnya salah secara logika.

Di dalam apa yang Ahok katakan, justru reklamasi memberikan jaminan bagi kehidupan warga nelayan yang tinggal di pinggiran pantai Jakarta. Aniespun seolah tidak mengerti fungsi reklamasi yang justru menghalangi banjir. Hal ini menunjukkan ketidak profesionalan Anies di dalam mengerti tujuan dari reklamasi.

13 Oktober 2016 Anies Sandi menolak reklamasi. Namun inkonsistensi terjadi di 8 Februari 2017 menerima reklamasi untuk kepentingan bersama, sekaligus menolak entah alasannya apa. Lalu inkonsistensi lagi di 17 Maret 2017, Anies Sandi akan mengikuti putusan peadilan.

Tapi lagi-lagi tadi (12 April 2017) tolak Reklamasi. Pulau N (Tanjung Priok Baru) sudah beroperasi hasil reklamasi. Kalau memang itu untuk mengurangi biaya logistik, tentu tidak logis jika harus dibongkar semua  pulau N.

Seharusnya para perwakilan nelayan justru dapat memilih Ahok Djarot, karena Ahok Djarot meyakinkan dan sekali lagi menyingkirkan isu-isu mengenai dualisme Reklamasi dan Banjir.

Jadi yang benar bagaimana Kak Emma? Nelayan bingung Kak Emma!


Pun dari perwakilan rumah susun, pertanyaan yang juga tendensius membuat Ahok Djarot harus menjawab secara jujur dan faktual. Pertanyaan ini secara esensial menyerang Pak Ahok Djarot. Melihat dari “anggukan-anggukan meyakinkan” yang dilakukan oleh perwakilan ketika Anies berbicara, tentu kita sama-sama melihat bahwa keberpihakan itu ada pada tangan Anies.

Kesimpulan Debat dari KPUD, Tidak Netral atau Berpihak?


Jadi kesimpulan yang didapatkan dari berbagai sisi, format di dalam debat pamungkas tidak memungkinkan fact checker dilakukan dengan baik. Debat kali ini tidak greget dibandingkan dengan debat sebelumnya. Mengapa hal ini terjadi? Tentu jawabannya ada di Mata Najwa. Bahkan beberapa netizen mempertanyakan keberihakan debat KPUD. KPUD terlihat sangat berpihak kepada Anies Sandi.

Jadi sepertinya seluruh debat ini, lagi-lag menunjukkan keberpihakan KPUD kepada salah satu paslon. Siapa mereka?

No comments