Membandingkan Lembaga Survei Soal Pikada DKI 2017
Pilkada DKI Jakarta yang semakin memanas |
Tiga lembaga survei ini seru dan membuat kita fokus, SMRC, Charta Politika dan Indikator
Survei SMRC
Survei dari tanggal 31 Maret hingga 5 April 2017, jumlah sample 446 responden, margin error 4,7%
Survei SMRC |
Selain daripada itu yang seru dan membuat kita fokus dari survei SMRC ini adalah mampu memberikan faktor-faktor yang paling berpengaruh atas pemilihan seseorang. Ternyata debat adalah yang paling berpengaruh, selanjutnya evaluasi kinerja, personality dan terakhir adalah isu penistaan agama. Lalu hasil debat di Mata Najwa adalah sebagai berikut.
Survei Charta Politika
Survey 7-12 April 2017, jumlah responden 782 orang, margin of error 3,5%
Survey dari Charta Politica |
Pada survei ini suara Ahok sejak November terus meningkat sedangkan Anies fluktuatif tapi pada 3 bulan terakhir terus mengalami penurun. Sementara permilih yang masih belum memilih sebaganya 7,9%. Sementara untuk faktor yang menjadi pertimbangan adalah rekam jejak, program, kepribadian.
Survei Indikator Politik Indonesia.
Survey 12-14 April 2017, jumlah responden 495 orang, margin error 4,5%.
Survey Indikator Politik Indonesia |
Survey setelah debat terakhir Pilgub DKI 2017 |
Survey lebih mendalam soal pemilih muslim |
Dan juga soal DP 0 persen
Survey juga mengkerucut soal DP o Persen |
Maka kita harus melihat tren elektabilitas antara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi untuk dapat melihat siapa yang akan menang. Tren antara Indikator dan SMRC hampir mirip, sementara tren Charta Politica sedikit berbeda. Indikator dan SMRC. Charta Politika, Anies tidak mengalami penurunan namun cenderung stagnan. Sementara survei lainnya menunjukkan suara Anies menurun pada akhir survey.
Namun yang menggembirakan adalah ketiganya setuju bahwa elektabilitas Ahok meningkat dengan tajam. Jika kita amati data-data sebelumnya maka jika sudah turun butuh waktu cukup lama untuk dapat naik kembali. Jadi sangat mungkin sekali suara Anies akan turun terus hingga tanggal pencoblosan dan sebaliknya Ahok meningkat terus.
Hal tersebut terjadi karena berbagai hasil survei pendukung baik dari Indikator, SMRC dan Charta Politica menempatkan Ahok diposisi yang lebih baik. Anies itu hanya menang di tampang dan ramah saja sementara jika kita lihat untuk seorang Gubernur warga Jakarta menempatkan tampang dan ramah sebagai faktor yang tidak penting.
Belum lagi tambahan informasi dari Indikator bahwa sebagian besar warga tidak menilai memilih non-muslim sebagai dosa dan juga sebagian besar warga tidak percaya program DP 0. Dengan berbagai faktor tersebut maka akan sulit bagi Anies untuk mengubah trennya yang turun terus itu.
Karena waktu yang hanya tinggal beberapa hari saja, maka prediksi saya Ahok akan menang dengan suara sebanyak 49,5% dan Anies sebanyak 46,5%.
Satu lagi informasi hasil survei yang seru dan membuat kita fokus dari Indikator adalah tren citra tokoh
Soal Tren Citra dari masing-masing tokoh |
Citra Ahok sebagai orang yang ramah/santun terlihat meningkat terus. Ini artinya Ahok berhasil mengubah citranya menjadi orang yang ramah dan sopan. Meski secara keseluruhan nilainya masih kecil tapi ini suatu progres yang baik sekali. Sementara tren citra Anies diakhir-akhir malah banyak yang berjatuhan. seperti tegas dan berwibawa, mampu memimpin Jakarta.
Hasil ketiga survei tersebut memberikan harapan yang baik bagi Ahok tapi tetap lah waspada, tetap datang ke TPS-TPS, juga siap hp untuk merekam kejadian-kejadian penting di TPS. Selisihnya sangat tipis sehingga mudah sekali untuk dicurangi apalagi KPU sendiri sepertinya ada indikasi lebih meringankan kubu Anies.
Post a Comment