Pengacara Sandiaga Uno Bongkar Borok Clientnya Sendiri

Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih 2017-2022
Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih 2017-2022
BERITA VIRAL - Kenal Rian Ernest ?Bagi yang lupa Rian Ernest, dia adalah pria Ganteng Botak yang buat emak-emak Klepek-Klepek waktu sidang Pak Ahok di Mahkamah Konstitusi terkait gugatan cuti Pilkada ” ingat bukan sidang tiap selasa terkait penistaan agama ” beliau adalah staff Khusus Ahok bidang Hukum, kalau kata Pak Ahok anak magang. Rian Ernest dalam tulisannya juga menyebut dirinya adalah “Jongos” dua Cagub DKI Jakarta. Mengapa jongos dua Cagub ? Karena Rian Ernest ini sebelum jadi anak buah Ahok dia adalah anak buah Anies di Gerakan Indonesia Mengajar.

Baiklah cukup sekian bahas Profil Rian itu. Apa yang menarik hati saya beberapa hari lalu (223. Cie-cie tiga angka ) ketika melihat berita Kompas Petang tentang, Mangkirnya Sandiaga Uno dalam undangan pihak Kepolisian terkait kasus jual beli tanah. Kalau kata Pak Sandi Uno, ini urusan orang super kaya.

Dalam perspektif hukum, mangkirnya Sandi ini jelas menghambat proses penyidikan. Alasan mangkirnya-pun aneh menurut saya seperti pernyatan beliau yang saya tonton di Kompas TV. Sandi mengatakan ” kalau ketidakhadirannya dikarenakan beliau sibuk, mohon proses ini baiknya dilakukan setelah 19 April setelah tahapan pilkada, karena tidak mungkin saya menjadwal ulang jadwal kampanye yang sudah tersusun jauh-jauh hari, dan tidak menutup kemungkinan kasus ini adalah politis, karena kasus ini dilaporkan pas ketika Pilkada ” begitu ucap beliau pada awak media. Sandi lupa barangkali ya, ” noh si Ahok juga dilaporkan pada saat tahapan Pilkada berlangsung” Bukankah Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah memaparkan bahwa Proses Hukum pada Ahok adalah terobosan kapolri yang menabrak Peraturan Kapolri sebelumnya soal penundaan Proses Hukum kontestan Pilkada untuk menghindari kesan politisnya, artinya dengan dilakukan Proses Hukum kepada Ahok konsekwensinya adalah setiap laporan atas kontestan Pilkada harus diproses juga sebagaimana Ahok demi persamaan kedudukan dalam hukum. ” Equality Before The Law ”

Pertanyaan dari pembawa berita Kompas Petang, ga tahu saya namanya siapa, yang saya ingat dia cantik mirip Raisa haha. ” Mengapa Sandi tidak hadir” begitu kura-kura maksud pertanyaanya .

Yupen Hadi menjelaskan : ” Bahwa dalam kasus ini pihak mereka menganggab bahwa ada unsur politis karena Sandi merasa tidak ada kaitan sama sekali dan tidak terlibat dan kasus ini adalah antara si A dan si B yang super kaya, ada yang dukung Sandi dan tidak dukung sandi, nah yang tidak dukung inilah yang melaporkan Sandi. Dan atas undangan itu tidak ada persoalan untuk hadir, bahwa Pak Sandi mau hadir kalau jadwalnya tidak tabrakan” begitulah kurang lebih saya bisa tangkap pemaparan pengacara Sandi itu.

Giliran si Rian ngomong : ” Dalam kasus ini orang perorang jadi terlalu dini jika mengatakan ada unsur politis, sementara kasus Pak Ahok itu jelas di Orkestrasi, pengerahan massa proses gelar perkara, P21 , sampai penyerahan kasus ini ke Pengadilan yang kilat dan lain lain. Dan kasus Ahok ini terkesan di Politisasi. Bijaknya Pak Sandi datang dong, karena dengan beliau datang itu akan memberikan pendidikan politik pada masyarakat ketika ada panggilan atau undangan dari pihak Kepolisian untuk menanyakan duduk persoalan, kan Undang-undang mengatur setiap warga Negara bersamaan kedudukan dalam hukum, sebagai contoh, Pak Ahok sendiri saat pidato Pulau Seribu itu pada tanggal 27 September kemudian ramai di media dan ada beberapa laporan masyarakat, pada tanggal 24 Oktober tanpa harus diundang dengan Kesadaran Sendiri Ahok datang ke Polisi menjelaskan duduk persoalan ” tutup si Botak itu.

Lanjot Yunan Hadi menimpali : “Tidak ada yang bisa memaksa untuk Hadir karena itu bukan panggilan tapi sebuah undangan Klarifikasi saja, selain itu karena jadwal tabrakan ” tutup Yupen Hadi.

Ketika dipersilahkan Rian Ernest menanggapi berikut tanggapan beliau :
” Kalau Pak Sandi mengatakan ini Politisasi itu tidak benar, tapi ini sebuah kontestasi yang fair, dimana rakyat diperlihatkan, pemimpin ini begini dan yang ini begini, akan lebih baik hadiri saja ! Ok kita bermain di diksi hukum acara, apakah itu undangan atau itu panggilan tak usah debat, tapi siapapun kalau ada undangan aparat hukum datang saja ! Ceritakan yang sebenarnya. Karena ada ungkapan lama ” Berani karena benar, takut karena salah ” soal pihak Sandi bilang ada etikad baik ? Kan tidak kongkret kalau cuma bicara di media” tutup Rian Ernest.

Giliran Yupen Hadi : “Nanti ketika Bang Sandi datang, publik juga akan tau Bang Sandi ternyata tidak terlibat ( sambil tertawa gagagaga. Cengar cengir gitu )

Pembawa acara berita mengatakan bahwa Kapolri sudah menyatakan setiap kasus hukum pada musim Pilkada akan diproses jika berkaca dari kasus Ahok.

Yupen Hadi menanggapi : ” ya itu fair, Polisi Profesional tapi kami ingin fokus dulu di Pilkada dan Pada saatnya kami akan datang ” ( atur aja bang bijimane mau kalian saja )

Rian Ernest lagi giliran ngomong :
” lagi-lagi. Dulu ada iklan Pajak, Kalau bersih kenapa harus risih kalau bersih kenapa harus sensi. Kemarin Pak Djarot nanggapi itu ketika ditanya wartawan , lalu atas pernyataan Djarot Sandi Bilang, ini urusan orang super kaya Pak Djarot ga ngerti. Sensi kan Pak Sandi ? ”

Yupen Hadi : ” Dalam persoalan ini tidak ada upaya yang memaksa untuk hadir, kami minta semua pihak Selow-lah. Coba lihat ini terlihat marathon sekali. Tanggal 8 dilaporkan tanggal 9 Sprinlidik dan pemanggikan dan seterusnya. Ini marathon sekali ” ( seakan dia lupa kasus Ahok pemirsa )

Pembawa acara kemudian bertanya : “Samakah dengan Status Pak Basuki ( Ahok ) ”

Yupen Hadi : ” Status Pak Basuki kita hargai, bahwa beliau menghadapi persoalan hukumnya secara Jantan. Tapi perlu di ingat tidak ada pilihan lain untuk Pak Ahok. Karena kita lihat sendiri saat itu Jutaan orang sudah mendemo dia, lalu Pak Sandi siapa yang demo dia, siapa yang paksa dia hadir ? “( dengan gaya bangganya beliau mengatakan hal ini )

Kesimpulan dan Penutup :

Dari hasil pemaparan saya terkait dialektika dua orang Sarjana Hukum itu, dapatlah kita tarik kesimpulan siapa yang cerdas dan sedikit cerdas. ( Nanti kalau saya bilang ga cerdas di demo 7 juta pula saya )

Jelek-jelek gini ( maksudnya tidak setampan Rian Ernest ) dan meskipun Honorer saya ini juga sarjana Hukum jebolan Universitas Jambi meski bukan dari UI seperti Rian. Sedikit banyak paham juga-lah saya masalah hukum ini sikit-sikit kalau kata Upin-ipin.

Di sini Rian sepertinya selain menguasai masalah hukum dia juga pembaca buku Tan Malaka tentang cara jitu berdialektika. Jujur saya terkesan dari cara beliau menyampaikan argumen hukumnya, sederhana, mudah dipahami dan mematikan. Ya kalau emak-emak klepek-klepek saya maklumlah. Hahaha

Nah buat Mas Pengacara Yupen Hadi, saya melihat beliau ini “kurang sedikit pandai” ( sumpah takut saya salah ucap, jadi hati- hati benar saya berkata-kata untuk beliau ini ) mengapa saya mengatakan demikian. Argumen hukum beliau itu terkesan blunder. Paling parahnya itu saat beliau mengatakan tidak ada upaya paksa untuk hadir. Lalu saya sempat hampir mau simpatik ketika dia memuji AHOK JANTAN , tapi ga jadi simpatik ketika beliau mengatakan ” Tapi perlu diingat Ahok tidak ada pilihan lain, Karena jutaan orang sudah mendemo dia, Sandi siapa yang demo, siapa yang paksa dia ? ” di sinilah saya urung simpati padanya.

Mengapa ?

Karena bukankah orang hukum selalu dituntut untuk paham soal tidak boleh ada intervensi hukum oleh siapapun bahkan oleh Presiden sekalipun. Kemudian Equality Before The Law / persamaan kedudukan dihadapan hukum. Nah dua hal ini sudah diperkosanya dengan pernyataan itu. Jadi perspektif orang banyak jika mengamini pernyataan beliau itu ” gampang kalau mau buat Orang masuk penjara, demo saja pakai massa 7 juta selesai perkara ” laporan pasti P21. Jadi terjawab sudah kan mengapa Ahok ditetapkan tersangka, sementara Sandi tidak ? Karena ada demo jutaan umat . ( ini bukan saya loch yang ngomong, tapi Mas Yupen Hadi ) ” jangan demo saya dan kafirkan saya ”
Semoga tulisan ini mewaraskan kita semua. Yaaaa, untuk warga Jakarta pilihan di tangan anda sekalian. Kami yang dari daerah ini hanya bisa mendoakan, semoga kebhinekaan kita tidak diperkosa oleh politik kepentingan Pilkada DKI Jakarta. Waraslah dalam memilih, jika takut dosa karena coblos Ahok karena dia Nonmuslim yaa geser sedikit surat suara coblos saja kumis pak Jarot kan dia muslim. Kura-kura macam tu-lah

No comments