Potensi Korupsi di Kartu Jomblo DKI Jakarta

Peluncuran Kartu DKI Jomblo Berpotensi Munculkan Koruptor
Peluncuran Kartu DKI Jomblo Berpotensi Munculkan Koruptor
Untuk kalian khusus yang sudah “ngebet banget pengen” punya pasangan hidup alias kawin. Bukan yang memang dengan kesadaran penuh memilih dan memutuskan untuk menjadi “jomblo” sejati selamanya.

RESMI MUNCULNYA KARTU JOMBLO DKI JAKARTA

Bergembira, bersukacita,  dan berbahagialah! Ada kabar yang sangat baik untuk kalian!  Datangnya dari Sandiaga Salahuddin Uno a.k.a Sandi, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk periode 2017-2022. Di Jl. Pulombangkeng No. 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Hari Minggu, 30/4/2017, Sandi berjanji akan meluncurkan Kartu Jakarta Jomblo (KJJ) bagi warga DKI Jakarta yang belum memiliki pasangan hidup.

Hebatnya, pada kesempatan tersebut, Sandi juga memberi penjelasan tentang latar belakang rencana peluncuran KJJ. Menurut Sandi, salah satu cara mewujudkan slogan kampanye “Maju Kotanya, Bahagia Warganya,”  adalah dengan meluncurkan KJJ.

Berita Lengkap SANDIAGA UNO cek disini

Kartu yang akan memfasilitasi para (maaf) “jomblowan” dan (maaf) “jomblowati” di DKI Jakarta yang sudah “ngebet” kawin untuk mendapat pasangan. Sebab Sandi beranggapan, seseorang yang terus-terusan men-jomblo akan stres sehingga mustahil bahagia. Agar bahagia maka harus hidup berpasang-pasangan. Cara mencari dan mendapat pasangan? Gampang, tinggal gunakan kartu sakti bernama KJJ. Oke-Oce kan?

Sandi juga menyampaikan KJJ yang adalah inovasi saat masa kampanye, kiranya bisa berintegrasi dengan beberapa program Kamulannya bersama Anies. Misalnya dengan  program Oke-Oce atau rumah DP Rp. 0,-.  Sebab dengan sudah punya rumah sendiri, Sandi berasumsi para (maaf) “omblowan” saat mencari jodoh lebih “pede” dan lebih percaya diri.

Bahkan calon mertua pun pasti akan lebih tertarik atau memiliki impresi yang bagus terhadap calon menantunya kalau sudah punya rumah sendiri. Logika aneh dan sangat bias gender. Masak hanya para (maaf) “jomblowan?” Bagaimana dengan para (maaf) “jomblowati?” Sejak kapan mereka harus punya rumah tanpa depe alias Rp. 0,- dulu baru lebih “pede” atau lebih percaya diri?

Peluncuran Kartu Jakarta Jomblo: Niat Tulus dan Jujur atau memang ....... (isi sendiri)?

Sandi oh Sandi! Wajah rupawan, punya banyak perusahaan, dan duit nggak ber”seri” sampai triliunan. Mimpi apa ya pasca kemenangan di Pilkada DKI Jakarta 2017? Mimpi dapat wangsit harus jadi “Mak Comblang” para (maaf) “jombloersss” yang sudah “ngebet banget pengen” kawin kah?  Kok bisa-bisanya mendadak sangat berminat jadi “Mak Comblang?” “Nggak” salah tuh, seorang triliuner seperti Kamu mau bersibuk diri jadi “Mak Comblang?” Sedemikian baik hatinya kah dirimu terhadap para (maaf) “jombloersss” sehingga bersegera merealisasikan KJJ?

Sandi oh Sandi, saat menyatakan janji tersebut, sudahkah memikirkan hal-hal sederhana seperti berikut:

1. Dananya dari mana? Dari kantongmu sendirikah? Wah, kalau dari kantong sendiri, “heibat banget.” Atau jangan-jangan dari APBD? Persoalannya, kalau dari APBD, tidak terpikirkah para mami patut diduga akan sorak-sorai bergembira? Sebab, selain memperoleh rumah tanpa depe alias Rp. 0,- untuk menyimpan “ayam-ayam segar,” juga mendapat legalitas untuk menjual dan mendistribusikan “ayam ternak.” Wuiiihhhh, sudah gratis, legal “pulak” lagi;

2. Di sisi lain, memang mungkin saja akan menghadirkan kebahagiaan untuk para (maaf) “jombloersss.” Soalnya, dengan KJJ mereka bisa mendapat pasangan. Masalahnya, bagaimana dengan om-om senang yang doyan cewek “bispak?” Bagaimana dengan tante-tante yang hobi “brondong” muda? Kalau dulu harus sembunyi-sembunyi, sekarang lewat fasilitas KJJ akan semakin  mudah mendapat mangsa.

Masa berlaku KJJ 6 habis? Gampang kok. Tinggal (patut diduga) “kadalin” RT/RW dan Kelurahan agar KJJ diperpanjang. “Ayam segar” dan “brondong muda” laris manis dan para mami senyum-senyum kegirangan. Akhlak pun raib entah kemana;

3. Atau bagaimana kalau si om atau si tante kepergok sama pasangan sah. Si “ayam segar” dan “brondong muda” ketahuan sama orang tua mereka? Akan hadirkah BAHAGIA? Boro-boro, yang ada malah PN makin sibuk mengurus permohonan cerai. Nasib si “ayam segar” dan “brondong muda?” Bisa-bisa orang tua mereka tekena heart attack mendadak atau kena stroke. Atau kalaupun para orang tua “cuek”  karena yang penting uang, lagi lagi Akhlak kehilangan makna, and so on and so on;

4. Sekarang bagaimana dengan nasib para (maaf) “jombloersss” yang memang sudah memilih dan memutuskan untuk hidup men-jomblo selamanya? Sudah diawali gender bias karena hanya pro pada para (maaf) “jomblowan,” sekarang ketambahan dengan sikap pilih kasih atau diskriminatif lagi.

Jangan-jangan untuk mereka-mereka ini, Kamu hanya akan bilang: “Oke-Oce toh! Kan sudah memilih dan memutuskan untuk selamanya menjadi (maaf) “jombloersss” sejati!”

Atau jangan-jangan, sesungguhnya Kamu Sandi sudah sedemikian cermat memikirkan dan bahkan mengkalkulasinya dengan seksama terkait KJJ. Kalau benar demikian, patut diduga hal ini berkaitan dengan “ada udang di balik bakwan,” yaitu antara lain:  

1. Upaya mengembalikan modal yang sudah keluar selama masa kampanye. Maklum, modal paling besar keluar selama masa kampanye kan dari “kocek” Kamu. Sekarang mumpung menang, harus balik modal. Caranya? Salah satunya, ya lewat KJJ. Loh, kok lewat KJJ? Ya, iyalah! Soalnya kalau lewat KJP, KJS, dan lain-lain, kan sudah di LOCK sama Ahok-Djarot.

Sedang KJJ belum ada di program kerja dan APBD DKI Jakarta. Langkah awal, patut diduga me-mark up “segede-gedenya” anggaran KJJ. Lalu langkah berikutnya, tinggal “kongkalikong” dengan para anggota DPRD untuk beroleh pengesahan. Setelah sah, dana dari APBD mengucur deh untuk KJJ dan lalu ramai-ramai banca’an. Mirip-mirip kasus UPS, eh maaf, salah, USB, H. Lulung lah. Oke-Oce kan?

2. KJJ juga menjadi celah untuk “proyek” balas budi. Ke siapa? Patut diduga untuk para pendukung yang ada di DPRD maupun di Pemda DKI Jakarta yang sudah memberi dukungan maksimal. Sudah bukan rahasia lagi. Selama masa kepejabatan Ahok-Djarot, banca’an ramai-ramai dana APBD sangat sulit.

Nah berhubung KJJ belum di LOCK, jangan sampai kesempatan yang ada terbuang percuma. Walau masih dalam “patut menduga,” naga-naganya, bau amis ke arah tersebut semakin tercium. Utamanya melalui pernyataan yang berjanji untuk meluncurkan KJJ.

Sandi oh Sandi, cerdas nian kalau niatnya demikian. Sayangnya, tidak semua orang bisa dibodohi dan dibutakan seperti para penghuni bumi bulat. Juga tidak semua orang sudah kehilangan akal dan nurani. So, just wait and see. Waktu yang akan membuktikan dugaan-dugaan tersebut!

No comments